DORMANSI – PERKECAMBAHAN BENIH KELAPA SAWIT
        Peranan benih sebagai pemegang keberhasilan produksi tanaman kelapa sawit tidak lepas dari ketelitian proses produksi. Beberapa tahap seleksi yang dilakukan untuk memperoleh benih unggul bermutu akan mewujudkan produksi hasil kelapa sawit yang optimal.
        Pengawasan yang ketat sejak tahap awal produksi benih dapat mengurangi kerugian yang timbul karena penggunaan benih palsu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
        Benih kelapa sawit bermutu dihasilkan melalui tahapan-tahapan berjenjang dan rumit yang membutuhkan selang waktu prosesing.
        Hal ini mengakibatkan harga benih sawit bermutu lebih mahal dari benih sawit asalan yang dikumpulkan dari kebun produksi.
        Benih sawit bermutu tidak dapat langsung diperoleh setelah dilakukan pemesanan/ pembelian.
         Benih kelapa sawit sangat sulit untuk berkecambah dan tidak dapat tumbuh serempak. Hal ini disebabkan benih mempunyai sifat dormansi akibat endokarpnya yang tebal dan keras, bukan disebabkan oleh embrionya yang dorman (Hartley, 1977).
        Menurut penelitian Nurmailah (1999), pada tempurung benih kelapa sawit mengandung kadar lignin yang cukup tinggi yaitu 65.70%. Adanya inhibitor tersebut dapat menjadi salah satu penyebab lamanya benih kelapa sawit berkecambah
        Benih kelapa sawit termasuk benih yang mengalami dormansi cukup lama, perkecambahan alami jarang terjadi.
        Dormansi adalah suatu kondisi benih tidak berkecambah meskipun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Oleh karena itu diperlukan teknik khusus untuk memecahkan / mematahkan kondisi tersebut-à Pematahan Dormansi
            Benih Kelapa Sawit yang telah disimpan di Tempat Penyimpanan (Seed Storage) selama 1 bulan kemudian dipindahkan ke   Unit Pengolahan Benih (Seed Processing Unit/SPU) untuk diberi perlakuan Pemecahan Dormansi dan Germinasi Kecambah/PerkecambahanTahapan.
 METODE PEMECAHAN DORMANSI BENIH KELAPA SAWIT:
  1. Perendaman I              : 7 hari
  2. Pengeringan                : 24 jam/ 1 hari
  3. Pemanasan                  : 60 hari
  4. Perendaman II            :  3 hari
  5. Pengeringan                : 5 jam
  6. Perkecambahan
Benih yang telah disimpan selama 1 bulan di ruang penyimpan/ seed strorage, dipindahkan/ dibawa ke seed processing unit
1.    Perendaman Benih I :
Dilakukan perendaman i selama 7 hari, perendaman  . Tujuan kegiatan Perendaman benih:
berfungsi untuk mencuci zat-zat yang perkecambahan dan melunakkan kulit benih yang keras dan menaikkan kadar air . Dilakukan pada benih yang masih berada di dalam kantong (kantong plastik dilubangi ). Identitas masih berada di dalam kantong plastik. Air rendaman diganti setiap hari , Untuk menghindari kontaminasi jamur, benih direndam dengan dithane M-45 0,2% selama 10 menit. Selanjutnya benih dikering anginkan selama 24 jam.

2.     PENGERINGAN
Selanjutnya dilakukan pengeringan selama 24 jam. Tujuan kegiatan Pengeringan : Untuk mengurangi kadar air benih sehingga benih aman diproses lebih lanjut dan terhindar dari serangan hama penyakit.

3.    Pemanasan benih
Tujuan kegiatan Pemanasan : Untuk mematahkan dormansi benih sehingga Operculum menjadi retak dan benih dapat berkecambah.  Setelah benih cukup kering, benih dimasukkan lagi ke dalam kantong plastik ukuran 30 x 60 cm dan digembungkan lalu kantong benih dimasukkan ke dalam ruang pemanas selama   60  hari pada temperatur 40°C. Ruang pemanas dilengkapi dengan kipas angin, thermograph, sinko dan heater.  Setiap minggu kantong benih dikeluarkan dan dibuka untuk pemberian oksigen  berkonsentrasi tinggi dan diperciki air agar tidak terlalu kering.
Fungsi Heater : Untuk menyemburkan/menghembuskan uap panas secara otomatis
Fungsi Thermograph : Alat pengontrol dan perekam suhu ruangan yang dipertahankan 40C , bekerja secara berkesinambungan pada proses pemecahan dormansi
Fungsi Sinko : Bekerja mematikan heater dan  menghidupkan kipas angin bila suhu di atas 40C  à sebagai alat kontrol.
Gambar. Pemanasan benih
4.    PEREDAMAN II:
Dilakukan perendaman ii selama 3 hari untuk mencuci benih setelah dipanaskan selama 60 hari
Gambar. Perendaman benih ke 2
5.    PENGERINGAN
untuk mengurangi kadar air benih. Setelah proses pemanasan dan pengeringan selama 5 jam , benih siap dikirim ke ruang pengecambahan
6.    PERKECAMBAHAN BENIH KELAPA SAWIT :
Dilakukan di  ruang perkecambahan/ germinator room. benih dimasukkan dalam tray plastik dan  ditumpuk. Ruang kecambah adalah ruangan yang diatur untuk proses perkecambahan, memiliki temperatur 26-28°C dan kelembaban 65-75 %/ kadar air benih dinaikkan menjadi 22-24%, dengan alat bantu fan heater dan kipas angin. Daya berkecambah benih kelapa sawit dapat dihitung pada pengamatan hari ke-20 dan ke-40 setelah tanam (Chin dalam Chin dan Robert, 1980). Perkecambahan tidak selalu seragam. Benih yang belum berkecambah dimasukkan kembali ke ruang kecambah selama satu minggu untuk kemudian diperiksa.  Kegiatan ini dapat dilakukan hingga lima kali dan jika benih belum berkecambah juga dilakukan daur ulang pemecahan dormansi lagi.

Gambar. Benih di kecambahkan
Kriteria benih yang sudah berkecambah adalah:  BENIH yang sudah mempunyai struktur PLUMULA DAN RADIKULA
Gambar. Kecambah normal
Gambar. Kecambah abnormal
7.    Seleksi kecambah
Pada seleksi kecambah,  benih yang belum berkecambah akan disimpan kembali ke rak perkecambahan untuk dikecambahkan lagi atau diberi perlakuan lain setiap minggu kantong diperiksa dan apabila sudah ada benih yang berkecambah dikeluarkan dari kantong untuk dipilih kecambah yang normal sesuai kriteria  kecambah normal
Gambar. Seleksi kecambah
8.    PENGHITUNGAN DAN PENGEMASAN BENIH
Setelah dilakukan seleksi kemudian dilakukan penghitungan benih dan pengemasan benih Setiap kecambah normal dimasukkan ke dalam kantong pengiriman dan diberi label. Setiap kantong dapat berisi sekitar 200-300 benih. Kecambah yang terpilih kemudian dikemas ke dalam kotak pengiriman berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm dan diberi serbuk gergaji untuk mengurangi kerusakan akibat benturan selama perjalanan.

 Gambar. Pengepasan kecambah yang akan didistribusikan


Gambar. pengepackan







           

Pengadaan Dan Penyaluran Benih
Ø     Proses pengadaan kecambah yakni dengan teknik pemuliaan , perendaman, pemanasan dan perkembangan kecambah telah dapat mempercepat proses perkecambahan dan meningkatkan  prosentase  daya kecambah.
Ø     Bila benih multi embrio dari benih kelapa sawit  D x P sebagai benih palsu digunakan sebagai sumber bahan tanaman, maka akan menurunkan produksi minyak/ha sebesar 50% dan tertundanya waktu panen.
Prosedur pembelian dan pengadaan benih/kecambah kelapa sawit dari PPKS cukup sederhana,yaitu:
Ø  Membuat surat permohonan  pembelian kecambah kepada Direktur PPKS  dengan melampirkan syarat-syarat administrasi
Ø  Setelah melakukan pembayaran dengan kurun waktu 2-3 minggu kemudian kecambah sudah dapat disalurkan kepada pihak pembeli.
Ø  Untuk menjamin kemurnian kecambah yang disalurkan dan di terima pembeli, setiap pengiriman dilengkapi dengan surat pengantar, surat persilangan  dan surat pengambilan barang (DO)
Ø  Pembeli kecambah harus mampu menunjukkan identitas diri yang jelas seperti KTP, SIM atau Passport atau surat kuasa dari perusahaan pembeli.
Permasalahan Pemesanan dan Pengadaan Kecambah
1.      Permintaan  pembelian kecambah kelapa sawit oleh pihak ke dua cukup tinggi:
Setiap tahun cukup tinggi dengan rata-rata pertahun antara 60 – 70 juta kecambah, sedangkan kemampuan rata rata produksi kecambah PPKS adalah 40-50 juta kecambah/tahun, Oleh karena itu kebutuhan kecambah yang dapat dipenuhi oleh PPKS hanya 70 – 80 % setiap tahunnya.
2.      Waktu Permintaan :
umumnya perusahaan perkebunan  memesan pada waktu bersamaan, sehingga kesulitan dalam peng alokasian permintaan
3.      Permintaan yang mendesak:
 terjadi pada saat pemesanan dan pengambilan pada bulan yang sama, sehingga  kesulitan pengalokasian permintaan dimaksud, karena alokasi 1 – 2 bulan di depan sudah di alokasikan kepada pihak lain. Karena proses produksi kecambah memerlukan waktu yang panjang, disarankan untuk pemesanan sebaiknya 6 bulan sebelum jadwal pengambilan.



KlasifikasiKelapaSawit
Ordo                 : Monocotyledonae
Family               : Arecaceae
Subfamily          : Cocosoideae
Genus               : Elaeis
Species             : Elaeis guineensis Jacq (Jacquin, 1763 in Guinea Coast, Afrika)
                        Elaeis oleifera(Wessel-Boer, 1965, Amerika)



FAKTOR FISIK ( IKLIM, TANAH & TOPOGRAFI )
A.   IKLIM
Suhuu dara 27 °C, min 22 °C, max 33 °C, CH rerata tahunan 1250-3000 mm, meratas epanjang tahun, jumlah bulan kering<3, CH optimal 1750-2500 mm, CH > 3000 mm , faktorpembatasringan, CH < 1250 mm ® faktor pembatas berat, Jml blk ering>3 ® faktor pembatas berat, Lama penyinaran matahari optimal 6 jam/hr, Kelembaban nisbi 50-90%, optimal 80%, Ketinggian tempat< 400 m, Hindari daerah yang  sering terjadi angin kencang.
B.    Tanah
Direkomendasikan Subur, Tata air baik, Texture tanah moderat (tanah liat berpasirsampai tanah liats edang) Hindari Tanah berpasir, heavy clayey soils ( tanah liat berat) Tanah yang kompak atau berbatu padas.Diperlukan survey kesesuaian lahan sebelum penanaman. Produktivitas mengacu kepada kelas kesesuaian lahan. Kondisi tanah sulit diperbaiki &HIGH COST
C.    Topografi
Kemiringan< 11 %  : “bunds”, Kemiringan 11 % - 36% : “platforms”> 36% : “terraces” Daerah rendahan : drainage, Hindarikemiringan> 45%.

KLASIFIKASI LAHAN
 
Contoh: kelas S, sub kelas S3, unit S3-d2.a3

Sistem Perakaran Kelapa sawit
STRUKTUR : Primary roots (dia. 6 – 10 mm), Secondary roots (dia. 2 – 4 mm), Tertiary roots (dia. 0,7 – 1,2 mm, lenght <= 15 cm, Quaternary roots (dia. 0,1 – 0,3 mm, lenght <= 3 cm)
FUNGSI : Penyangga & penyerapan air danPenyerapan nutrisi & respirasi.
Jangkauanperakaran :Most root biomass found in 1 m from soil surface, Active nutrients uptake in < 0,5 m from soil surface, < 6 YAP, root distribution mirrors canopy development.
Batang Kelapa sawit
Rata2 pertambahan tinggi 0,3 – 0,6 m/thn pada umur 3,5 – 15 tahun, Rata2 pertambahan tinggi 0,2 – 0,4 m/thn  pada umur >15 tahun, Tergantung genetik & kualitas lahan
Lapisan batang:Bark: formed by extension leaf base, Pericycle: lapisan terbentuknya akar di dasar batang, Core: berisikan jaringan phloem dan xylem.
DaunKelapaSawit
Petiole: Antara pangkal batang dan anak daun. Rata-rata 1 – 1,5 m dari pangkal batang, Rachis: Tempat melekatnya anak daun. Rata-rata  panjang 5 – 6 m, Leaflets/Pinnae: Rata-rata 150 – 250 anak daun per rachis. Rata-rata panjang 80 – 120 cm dan lebar 3 – 5 cm.Umur 2 – 4 tahun terbentuk 30 – 40 daun/ tahun ,Umur  >4 tahun  terbentuk 20 – 24 daun/tahun
Bunga betina kelapa sawit
Rata – rata 100 – 300 spikelet/tandan, Rata – rata 10 – 15 bunga/spikelet, Rata – rata > 2000 bunga/tandan, Rata – rata  8 – 9 minggu bunga akan mekar (siap untuk dipolinasi), Masa reseptif bunga betina 5 hari (dicirikan dengan aroma khas).
Bung Jantan Kelapa Sawit
Rata – rata 100 – 300 spikelet/tandan, Rata – rata 10 – 15 bunga/spikelet, Rata – rata 600 - 1200 bunga/tandan (sekitar 40 gram pollen), Masa anthesis bunga jantan 2 -3 hari (dicirikan dengan aroma khas).